Jumat, 18 Februari 2011

Manfaat Khalik dan Manfaat Makhluk

Allah swt baik kepada hamba -Nya dan tidak membutuhkan hamba -Nya

Perkara kedelapan: adalah Allah swt Mahakaya, Mahamulia, Mahaperkasa dan Maha Penyayang. Dia, Meski tidak membutuhkan, selalu baik kepada hamba -Nya. Selalu menghendaki kebaikan untuknya dan menjauhkan bahaya darinya. Hal itu dilakukan bukan untuk mengambil keuntungan atau mencegah bahaya dari hamba -Nya, melainkan sebagai rahmat dan kasih sayang -Nya. Karena Allah swt tidak menciptakan makhluk-Nya untuk berbangga dengan jumlahnya yang banyak atau agar memuliakan-Nya dari lembah kehinaan. Tidak pula supaya mereka memberi-Nya rezeki dan keuntungan. Tidak pula supaya mereka membela-Nya.

Seperti firman-Ya,
Dan Aku tidak menciptaka jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah maha memberi Rezeki yang mempunyai kekuatan yang sangat kokoh.  
        (Adz-Dzariyat [51]:56-58)

Dan katakanlah, "segala puji bagi Allah yang tidak empunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya. Dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besar-Nya."
(al-Isra' [17]:111)

Allah swt tidak menolong siapa yang menolongnya karena kerendahan-Nya, tidak seperti makhluk menolong makhluk yang lain. Melainkan Dia menolonh para para walinya sebagai rahmat dan kasih sayang-Nya, serta cinta-Nya kepadanya.
Adapun para hamba, sesungguhnya mereka itu seperti firma Allah,

Dan Allah mahakaya sedangkan kalian adalah orang-orang yang sangat membutuhkan-Nya. (Muhammad[47]:38)

Mereka (para hamba), karena kebutuhan dan ketidakberdayaanya, saling berbuat baik antar sesama karena kebutuhan mengharuskan untuk saling menguntungkan, baik saat ini atau nanti. Kalau bukan gambaran keuntungan seperti ini, pasti tidak akan berbuat baik kepada yang lain. Pada hal yang seperti ini, hakekatnya ia berbuat baik kepada dirinya. Kebaikannya kepada orang yang lain ia jadikan sarana dan cara untuk memperoleh kebaikan serupa darinya.
Motivasi kebaikannya apakah karena mengharap balasan dengan segera, karena ia membutuhkan balasan itu. Atau, untuk mengganti kebaikannya. Atau, mengharap pujian dan terima kasihnya. Artinya bahwakebaikannya karena ia membutuhkan sesuatu darinya, yang berupa pujian. Denag demikian ia berbuat baik kepada dirinya dengan kebaikannya kepada orang lain.
Atau karena mengharap balasan dari Allah swt di hari akhir nanti. Yang seperti ini juga kebaikan bagi dirinya dengan kebaikan yang ia berikan kepada orang lain. Melainkan balasannya ditunda untuk hari kefakiran nanti. Dengan tujuannya seperti ini ia tidak dapat disalahkan. Karena dirinya adalah orang fakir yang sangat membutuhkan (pahala), kefakiran dan kebutuhannya merupakan kelaziman zatnya. Maka kesempurnaanya (dapat dicapai) bila selalu berusaha untuk mendapatkan segala yang bermanfaat baginya, dantidak kendur dari semangatnya.

Allah berfirman,
Bila kalian berbuat baik, sesungguhnya kebaikan itu untuk kalian (juga)   (al-Isra' [17]:7)

Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akaan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya. 
(al-Baqarah [2]:272)
Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah berkata melalui lisan Rasul-Nya, "Duhai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian sekali-kali tidak dapat memberi-Ku  manfaat atau mudharat. Apa yang Aku berikan tidak lain hanyalah perbuatan yang Aku pelihara (pahalanya) untuk kalian, kemudian Aku bayarkan semuanya untuk kalian. Barang siapa mendapatinya baik hendaknya bersyukur kepada Allah, dan barang siapa mendapatinya selain itu, hendaknya  janganlah ia mencela selain dirinya sendiri." (HR Muslim)

Makhluk Tidak Menginginkan Keuntungan Anda

 Makhluk tidak menghendaki keuntungan anda sebagai tujuan pertama. Tapi ia ingin memanfaatkan Anda. Berbedadengan tuhan, Dia selalu menginginkan keuntungan dan anfaat Anda bukan memanfaatkan Anda. Itulah manfaat sejati yang tidak mengandung bahaya. Berbeda dengan kehendak makhluk dalam memberi Anda manfaat. Terkadang di balik manfaat itu terkandung bahaya bagi Anda.
REnungkanlah baik-baik persoalan ini karena kesadaran Anda akan mencegah Anda berharap kepada makhluk,atau memintanya dari mendatangkan keuntungan atau mencegah mudhorot, atau ketergantungan hati Anda dengannya. karena makhluk itu benar-benar ingin memberi Anda manfaat tetapi ingin memanfaatkan Anada. Yang demikian itu pola interaksi antarsesama makhluk. Seperti halnya anak dengan bapak, antara suami dengan istri, antara budak dengan tuannya, dan antara teman dengan sejawatnaya.
Orang yang berbahagia adalah yang bergaul dengan mereka karena Allah bukan karena dirinya. Berbuat baik karena Allah. Bila takut (hanya) kepadaAllah dan tidak menduakan rasatakutnya. Berharap kepadaAllah swt untuk melimpahkan kebaikan kepada mereka dan harapannya kepada Allah tidak diduakan dengan harapannya kepada mereka. Bila bercinta karena Allah, tidak menduakan rasa cintanya dengan yang lain. Seperti disebutkan dalam al-Qur'an,
Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (al-Insan[76]:9)
Manusia Tidak Mengenal Maslahat Anda Hingga Memberi Anda Manfaat

Perkara kesembilan: Sesungguhnya manusia tidak mengetahui maslahat Anda sehingga Allah swt memberitahukannya kepadanya. Ia tidak mampu mewujudkannya untuk Anda bila Allah tidak membuatnya mampu mewujudkannya. Ia pun tidak menghendakinya untuk Anda sehigga Allah ciptakan kehendak dan keinginan. Karena itu, semua perkara kembali siapa yang berawal darinya. Dia-lah yang di tangannya segala kebaikan, dan kepadanya semua urusan kembali. Maka ketergantungan hati kepada selain-Nya karena berharap, takut, pasrah atau karena menyembah adalah sangat berbahaya. Tidak ada manfaatnya. Manfaat apa saja diperolehnya hanya Dia-lah yang telah menetapkannya, memudahkannya, dan kemudian menyambungkannyakepada Anda

Manusia Menginginkan Segala Kebutuhannya Dari Anda. 

Perkara kesepuluh: Bahwa mayoritas manusia menginginkan pemenuhan segala kebutuhannya oleh Anda. Meski terkadang, hal itu membahayakan agama dan dunia Anda. Tujuannya hanyalah memenuhi segala kebutuhan merka meski dengan mengorbankan Anda.
Hal ini berbeda dengan Allah swt. Dia menginginkan kebaikan Anda bukan untuk keuntungan-Nya. Demikian pula bila hendak mencegah bahaya. Semua itu untuk kebaikan Anda. Lalu bagaimana Anda gantungkan harapan dan rasa takut Anda kepada selain-Nya?.
Kesimpulannya, bahwa bila semua makhluk berkumpul untuk mencelakakan Anda niscaya mereka tidak dapat mencelakakan Anda, kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah swt untuk Anda.
Allah swt berfirman,
Katakanlah, "sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertakwa."
(at-Taubah [9]:51)